Posts Tagged ‘ IPB ’

cerita hidupku di 2008 : sebuah refleksi

Ternyata sudah di akhir tahun 2008 dan 2009 siap menjelang. Setiap detik di tahun ini memberikan makna yang sangat berarti buatku. Semuanya saling berkaitan dengan tahun-tahun sebelumnya. Semuanya memberikan arti tersendiri, dengan cara tersendiri, dan dalam waktu yang tak kuduga-duga juga. Hari demi hari adalah pelajaran berharga. Baru kali ini membuat catatan ini, hanya sekedar kaleidoskop buat diri sendiri, supaya tetap bisa menjadi orang yang lebih bersyukur.

Lika-liku pasca S.Pi dan PNS

Mungkin agak sedikit gambling pada saat memutuskan untuk tetap aktif di kampus. Karena awalnya sangat panjang dan berliku. Semuanya membutuhkan keputusan penting dan mendesak. Dimulai pada saat setelah lulus di bulan Januari 2003, aku sempat daftar di salah satu bank swasta terkenal (biasalah IPB punya banyak julukan, Institut Perbankan Bogor-lah, Institut Pleksibel Banget-lah, Institut Pesantren Bogor-lah, wah pokoknya banyaklah), dan malah sudah lulus di tahap awal, tapi gak tahu kenapa aku dihantui berbagai pertanyaan. Bener mau jadi pegawai bank? Serius gak? Gaji PNS kecil loh? Bisa hidup gak dengan itu? Bla bla bla.. Inilah saat yang paling bikin aku pusing, aku dituntut untuk bisa memilih jalan hidup. Yang tentunya sangat berat. Dimana saat itu juga aku ikut pelatihan MST, yang notabene aku demen banget. Dengan mencari jawaban dengan bertukar pikiran dengan teman saudara dan kerabat. Ikuti kata hati! Akhirnya aku pilih juga untuk menetap di kampus. Meski pada saat itu hanya memegang SK rektor, dan tentunya jangan lihat gaji hehehehe..Dan Alhamdulilah, lulus MST ternyata dapat dana fellowship selama setahun untuk riset dan ada juga tunjangan bulanan. Syukur Alhamdulilah. Selepas fellowship itupun, aku langsung kuliah master lagi di IPB, pertimbangannya biar tetap terkoneksi dan tetap bisa mengabdi, sambil menunggu pengangkatan dosen yang juga tak kunjung datang. Sambil pula mengerjakan riset dan project di berbagai instansi, misal KLH, biasalah untuk memenuhi hidup. Sampai pada akhirnya tahun 2007 keluar juga surat pemberitahuan kalau aku masuk dalam daftar CPNS. Sesaat sebelum aku pulang kampung untuk melaksanakan ibadah Nikah ;) (ini ada ceritanya juga nih..baca aja terus kebawah yah). Selang beberapa saat itu, aku juga diterima beasiswa BGF France 2007 dan sudah mendapat undangan untuk kursus bahasa perancis selama setahun. Impian untuk bisa kuliah keluar negeri bisa terwujud. Uhhh, aku kembali dihadang dengan pilihan. Aku masih baru nikah, masih baru memegang sk cpns, belum prajabatan juga, dan juga BGF tidak menanggung biaya hidup selama kursus. Wah gimana yah, berat juga. Akhirnya bersama dengan istri, aku memutuskan untuk resign dari BGF. Dan pada oktober 2007, aku mendaftarkan diri untuk beasiswa DAAD yang pada akhirnya membawaku ke Jerman. Alhamdulilah (ini juga ada story-nya..terus aja baca yah..). Akhirnya, pada bulan february 2008, aku mendapatkan undangan untuk prajabatan. Kegiatan ini sangat penting karena syarat untuk menjadi PNS penuh. Alhamdulilah bisa terjalani juga.

Menikah, istri hamil dan punya anak

Selepas kuliah master, akupun berniat untuk mengakhiri masa lajang. Yang pada kahirnya juga kutemukan tambatan hati, dengan ’cara dan waktu yang berbeda’. Biarlah aku dan istriku serta teman-teman dekat yang tahu J. Allah memang punya cara tersendiri dalam mempertemukan jodoh, dan pastinya dimudahkan dalam segala urusan. Tanggal 7 Juli 2007 (070707) menjadi hari bersejarah buat kami. Pada bulan September 2007 istriku positiv hamil. Alhamdulilah. Hal ini bagian terberat juga buat kami berdua, dan pastinya sangat berat untuk istriku. Gimana nggak, kita hidupnya masih berjauhan alias long distance, aku di Bogor dan Istriku di Kendari. Tapi kita berkeyakinan, Allah pasti memberikan jalan. Pada bulan April 2008 istriku dapat jatah cuti melahirkan selama 3 bulan, dan istrikupun menyusulku ke Bogor. Baru benar-benar terasa hidup berkeluarga seperti apa. Tiap hari serasa bahagia banget. Sumpah, bahagia rasanya ditemani oleh istri tercinta..cieee…

Sampai pada akhirnya tibalah saatnya, Sabtu (10.05.2008) istriku dapat flek, tapi kita cuek aja. Malah malamnya kita keluar makan Mie Aceh hehehe.. Ternyata tengah malam kontraksi makin terasa dan teratur. Akhirnya sekitar jam 4 aku telp rumah begin untuk minjam mobil (Thanks ya de’ Ririn dah jadi nyopirin dini hari itu..). Kontraksi berjalan terus, kugenggam tangan istriku dan tak berhenti terus kuusap, dan berdzikir.. Lumayan pegel sebenarnya, tapi semuanya seperti tak berasa aja. Di kamar bersalin hanya ada aku dan istri, dan di luar sudah menunggu keluarga. Setelah menunggu selama kurang lebih 6 jam. Allahu Akbar, setelah istri mengeden sebanyak 3 kali dibantu suster dan dokter lahirlah putra pertama kami Arsya Arraihan dengan berat 3295 gram panjang 47 cm. Tangisan bayi serasa indah sekali. Dokter mengijinkan aku untuk memotong tali ari-nya. Perasaannya gak bisa diungkapkan. Saat itu pula, aku bisa mengadzankan anakku..Subhanallah…

Sekarang anakku sudah 7 bulan lebih, sudah bisa tengkurap, duduk (meski belum stabil), sudah dapat makanan tambahan selain ASI, babling alias ngoceh, dan yang pasti dia suka banget mandi hehehe..

Beasiswa DAAD

Setelah resign dari BGF France, aku tetap mencoba mendaftar DAAD dan Alhamdulilah diterima. Nah, pada bulan Maret dan April 2008 diwajibkan mengikuti kursus bahasa di Goethe Jakarta. Yah sambil menunggu kelahiran istri pada saat itu, akupun rela tiap hari bolak balik Bogor Jakarta dengan kereta. Sampai2 Stasiun Gondangdia sudah menjadi akrab bagiku hehehe.. Alhamdulilah semua bisa dilewati dengan baik. Sampai pada akhir April 2008 ada perpisahan dan penyerahan piagam dari boss-nya DAAD di Kedutaan Besar Jerman di Jakarta. Dan sampai akhirnya bisa disini skarang…

Aku selalu meyakinkan diri sendiri setiap ingin mencapai sesuatu, you are not a lucky man so you must give your best effort to achieve something. Semua dari perjalanan hidup membuat aku tambah dewasa. Semuanya menjadi rahasia Allah SWT. Alhamdulilah saya selalu bertemu dengan orang-orang yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi dalam menjalani hidup. Saya selalu dikaruniai keluarga, teman dan sahabat yang selalu siap dalam duka dan suka yang aku lewati. Tak pernah ragu untuk selalu memberikan teguran jika aku berbuat salah. Aku sadar, ini baru dari awal dari perjalanan panjang yang masih ghaib. Tapi ini tak membuatku untuk berhenti bersyukur dan berterima kasih. Terima kasih buat istriku, anakku, keluargaku dan sahabatku!